Gara-gara Scopus


Ini hanya kisah fiksi saja, kesamaan peristiwa atau nama atau tempat, hanya kebetulan semata:

Ragam jalan menuju Scopus.
Untuk masuk ke jurnal terindeks scopus itu berdasar observasi saya yang tidak ilmiah mirip dengan masuk perguruan tinggi negeri. Ragam jenisnya banyak. Seperti:

1. Jalur resmi: Jalur dengan proses ujian terstandar, gak sesuai ya reject. Ketat. Meski ada yang akhirnya gak ketat karena kuota masih banyak. Hehe.Apalagi kampusnya lagi butuh duit buat bangun Gedung. Contohnya jurnal ini (Link *******). Hehe

2. Jalur Bimbel: Jalur ini agak berliku. Biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Jelaslah, perlu bayar tutor dan Lembaga bimbel. Jalur Bimbel ini ada dua, Jalur Bimbel Resmi yang terafiliasi ke jurnal kayak ini (Link *****). Atau yang non resmi yang tidak terafiliasi ke jurnal manapun kayak ini (Link *****). Yang bonafid tentunya yang terafiliasi ke jurnal, apalagi yang bikin bimbel jurnalnya sendiri. Amanlah. Asal mau ikutin apa kata tutornya. Peluang diterima besar. Hehe. Kalau yang tidak resmi, nah yang ini ada dua kategori, yang nekat, dan yang hati hati. Yang nekat ini biasanya mahal, dan ada tulisan dijamin 100% tembus. Yang hati hati, biasanya murah, dengan tulisan pendampingan. Hehe.

3. Jalur Joki: Jalur ini agak kontroversial, jaman dulu biasanya ada joki smptn, di jurnal juga ada, Namanya ghost writer. Anda gak ada waktu nulis artikel ilmiah. Gampang pakai jasa joki tadi. Dia yang nuliskan, dia yang publishkan, pakai nama anda. Kerenkan. Contoh kayk yang ini nih penyedia jasanya (Link *******).

4. Jalur Keluarga Cemara: Ya tidak bisa dipungkiri, jalur seperti ini ada  di semua lini kehidupan manusia. Harta yang paling indah adalah keluarga, seperti keluarga cemara. Bisa bapaknya/Suaminya/Temannya Bapaknya sebagai Editor In Chief atau Bossnya Editor In Chief. Yang ini susah cari contohnya tapi yang seperti ini bisa sebagai contoh (Link ******)

5. Jalur Di Bawah Meja (Rasuah): Yang ini menarik, ternyata ada juga jurnal yang editornya bisa di suap. Editor juga manusia, kadang juga kebetulan dapat musibah butuh uang secepatnya. Jadilah artikel anda diterima dengan jalur tol, revisi ada, tapi Editornya yang ngerevisikan. Hehe. Apakah berarti kalau mau cari yang gampang di suap cari jurnal dari negara yang kena musibah. Gak tahu juga. Hehe. Misal contohnya kayak yang ini nih (Link ********)

6. Jalur Underground: Nah yang kayak ini nih, memang betul betul sisi hitam publikasi ilmiah. Gak perlu smptn, gak perlu apa apa tiba tiba lulus dapat ijazah. Ada jurnal yang kayak gini. Karena memang jurnalnya dibuat khusus buat nambang uang. Banyak cirinya. Anda hanya perlu artikel sesuai scope mereka (Bahkan ada juga yang gak sesuai scope) kirim beserta bukti trf. Masuk deh. Gak pakai lama (apalagi kalau bayar double). Contohnya kayak yang ini nih Q2 (Link ******).

7. Jalur Komisioner: ini beda dengan yang bimbel dan joki. Ini Bahasa kerennya middleman. Banyak yang bilang yang kayak gini ini makelar. Padahal bukan, kalau makelar itu hubungan hukumnya tidak sebagai salah satu pihak dalam perjanjian. Nah ini masuk sebagai salah satu pihak. Jadi dia gak ngasih tahu identitas penjual kepada pembeli. Vice versa, Sehingga dia buat deal dengan Publisher, dan dia juga buat deal dengan penulis. Yang seperti ini akhirnya dapat keuntungan margin atau komisi. Contoh Komisioner dibidang publikasi itu kayak link ***********.

8. Jalur Makelar: Ini bagus lebih terhormat. Hehe. Publisher berhubungan langsung dengan penulis. Si makelar ini hanya membantu menghubungkan saja. Setelah itu lepas tangan. Deal atau tidak, urusan publisher dengan penulis. Jadi transparan. Tapi yang seperti ini itu kedudukan hukumnya kurang kuat. Karena dikasih atau tidak komisinya itu terserah kedua belah pihak. Namun, karena lebih terhormat, jasa seperti ini banyak contohnya sepert link ******.

9. Jalur prestasi: Kelupaan, ini ada jalur prestasi. Caranya anda punya reputasi yang cukup bagus di bidang kelimuan tertentu. Aspek yang paling dilihat adalah H-Index tentunya (Apalagi coba, namanya juga menurut scopus). Kalau sudah begini, anda akan dapat undangan menulis langsung oleh editor. Tanpa perlu merengek rengek agar naskah diterima. hehe. Gimana caranya agar editor tahu saya seorang pakar? kalau anda merasa seorang pakar di bidang tertentu. Kirim Artikel Review anda ke jurnal tersebut. dengan menyebutkan portofolio anda di bidang itu tentunya ya. Karena biasanya yang begini ini untuk menunjukkan kepakaran adalah dengan membuat suatu Artikel Review tentang topik yang lagi tren. hehe

Nb. Karena ini cerita fiksi, jangan japri atau komen minta link ke saya ya gan. Cukup kalau minta link di forum nganu saja. hehe


sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2905857216110432&id=100000585462434

No comments for "Gara-gara Scopus"