Kriteria sepatu dosen


~Semakin tinggi jabatan maka semakin faham akan hakikat kehidupan~

Keren analisany👍👍

Kriteria sepatu dosen,

*High heels*
Begitu dapat SK memgajar, merasa terbang sejajar sama awan.
Koar koar kanan kiri atas bawah kalo sudah diangkat jadi dosen.
Mematut diri supaya pantas.
Dari ujung kaki sampai ujung kepala dibuat serasi baik warna maupun gaya.
Sepatu masih bisa pakai yang tinggi 7 cm.
Bak sosialita papan atas
Sampai kemudian jadi papan penggilesan ketika sebulan kemudian dapat gaji hanya di bawah UMR. Sedihhhhh akutuuuu.

*Pantofel*
Jadi dosen yunior pasti dikerjain sana sini.
Tak bisa melawan apalagi meradang.
Pakai high heels sudah kayak masuk hell
Mending ganti saja yang rendahan dikit tapi masih bisa bergaya songong ke temen-temen angkatan kalo gue itu dosen.
Sampai melewati tas kejiwaan, tes bahasa inggris dan tes lain lain demi diakui jadi dosen negara Indonesia sampai terbitlan NIDN.
Meskipun sudah punya nomor yang katanya diakui se-Indonesia, angka nominal gaji tak beranjak. Padahal sudah ganti sepatu.

*Sneakers*
Difase ini katanya sudah punya jabatan.
Sudah banyak kewajiban.

Mengajar, membimbing, menguji, ajukan hibah, publikasi.
Belum lagi disuruh studi lanjut dengan biaya harus nyari sendiri.
Supaya nyaman jiwa raga, ganti sepatu yang nyaman melangkah kemana mana.
Ga akan slip, ga akan copot bantalan kakinya dan ga bakalan bikin rematik karena harus berdiri serta hilir mudik tak berhenti demi mengejar kewajiban.
Gaji agak naik, Alhamdulilah.

Ini fase nanggung sebenernya
Kalau mau stay di fase ini, bisa.
Tapi akan tergerus oleh jaman dan para milenial
Mau melangkah maju,  beratttt....
Poin ke Lektor Kepala tak main main
Reviewernya dua tingkat, kopertis dan Dikti.

*sandal crocs*
Lektor Kepala dengan segudang kewajiban yang menunggu menyapa.
Publikasi terutama
Buku ajar apalagi
Mengajar, membimbing dan menguji di tingkat Pasca butuh lobi sana sini.
Penampilan sudah tak dipedulikan, asal pantas dipandang mata pokonya maju.
Apakah gaji naik? Naik juga walaupun tak signifikan.
Tapi aliran dana hibah yang mengalir deras cukup membuat tak pusing memikirkan dana penelitian dan publikasi.
Yang pusing itu memikirkan bagaimana mengalahkan rasa malas yang selalu bertahta.

*sandal rumahan*
Ketika studi di Perancis, saya melihat professor saya hanya pakai sendal jepit dan pakai celana pendek ke kampus.
Tapi publikasinya ratusan.
Bukunya apalagi, baik monograph maupun book chapter.
Jadi mungkin karena lebih memikirkan kewajiban jadi lupa memantaskan diri.
Yang penting nyaman dan aman.
Asal merk sendal jepitnya setara dengan harga sepeda lipat sepertinya ok juga.
Saya belum ada di tahap ini, tapi sepertinya asik juga

Karena ketika kita punya sesuatu dalam diri untuk ditampilkan kenapa harus menggantungkan diri kepada asesoris tambahan yang tak penting.

Walaupun pakai sandal tapi punya keahlian mumpuni pasti akan dihargai

Langit tak perlu menjelaskan kalau dirinya tinggi.

Ehh tapi itu kan di Perancis...
Kalau di negara +62?????
Wallohualambissawab

#copas

No comments for "Kriteria sepatu dosen"